Maaf, aku sudah mengerti (selanjutnya kita)

Selamat malam kepada kamu yang tengah merasakan indahnya jatuh cinta. Selamat malam untuk kamu yang sekarang sedang merajut asmara baru, tentu saja bersama dia. Kepunyaanmu yang baru.
Kalau boleh bertanya sedikit, apa yang menyebabkan kamu memilih dia? Adakah sesuatu yang berbeda dari dia hingga kamu memilihnya? Ataukah dia memiliki kepribadian ganda, hingga itu membuat hatimu tergugah?
Jangan tertawa bila pertanyaanku semakin tak beraturan, aku tengah dilanda kebingungan hebat. Semua terasa absurd, terasa abstrak, terasa tak jelas. Apa menurutmu semua sudah jelas? Apa dengan aku berpura-pura merasa semua baik-baik saja itu membuatmu beranggapan bahwa aku telah mengerti semuanya? Tentu saja tidak!!!
Kau tidak berada diposisiku, hingga kamu hanya bisa mengelus dada dan menganggap bahwa perasaanku hanya lelucon dan obsesitas semata. Bisakah kamu bayangkan jadi diriku? Tentu saja bisa, hanya dalam versi yang berbeda. Dalam bayangan versimu, mungkin aku tengah tertawa, riang gembira, menari-nari ditiap frasa kehidupan. Nyatanya, aku harus setengah mati menahan kecemuk yang setiap hari semakin menjadi-jadi. Menopang gejolak yang kian membabi-buta. Adakah gambaran seperti itu pernah terlintas dibenakmu? Tentu saja tidak, kamu terlalu sibuk menuai benih cinta pada sosok yang baru. Mengurusi tentang hatiku, mungkin hanya omong kosong dimatamu. Apa aku dimatamu? Apa harus dengan cara seperti ini eksperimen dan latihan yang kamu jalani sebelum kamu benar-benar memilih kecintaan seumur hidup? Apa dengan setelah menorehkan luka yang cukup dalam, masa latihanmu dinyatakan usai? Siapa dalangmu? Kenalkan padaku!!!

Kamu pasti sekarang menganggap aku impulsif dan mengenaskan, silahkan saja!!! Sungguh, aku tak lagi perduli. Aku hanya ingin meluruskan. Kenyataan bahwa semua perkataanmu tak bisa dicerna syaraf kejujuran, itu mutlak. Jika setelah mendengar ceritamu aku tak mencari kejelasan, mungkin aku akan percaya. Setengah mati mungkin aku akan terus bersimpati pada kondisimu. Tapi setelah semua terpampang nyata,, setelah kebenaran yang diceritakan terkuak, aku hanya mampu menatap segi empat fotomu dengan tatapan iba. Sebegitu terkondisinya semua skenario yang ingin kamu perankan. Bahkan aku berani bertaruh, pasti semua dialog naskahnya telah ribuan kali kamu hafalkan agar tak terlihat semua hanya dibuat-buat. Alhasil,,, aku percaya. Tentu saja aku percaya,, aku selalu mempercaya semua kata-katamu. Itulah kesalahan terberatku. Aku selalu bisa membaca kebohongan ditiap tutur kata seseorang, hanya kepadamulah aku begitu yakin, hingga kemampuanku mampu kau manipulasi. Hebatt,,,
Kamu pasti bertanya kenapa aku harus iba terhadapmu kan?? Jelas saja aku kasihan,, hanya untuk meninggalkanku, kamu harus memutar otak, mencari ide sebrilian itu (menurutmu). Dan semua rencanamu itu, berbuah manis. Kamu berhasil membuatku jatuh, terhempas sedemikian dalam. Membuatku menggigil setiap waktu, membuatku kesusahan menapaki langkah.
Tapi semua hanya berlangsung sebentar,,, kalimat bahwa ' Tuhan maha tahu segala' Tuhan tidak tidur' itu benar-benar nyata. Dengan perantara seseorang, aku jadi mengerti situasi yang terjadi. Aku segera memahami apa yang sebenarnya kamu inginkan.


Well,,, jangan tanya dari siapa aku tau semua yang pasti dia bisa sangat aku percaya. Sungguh,, terimakasih atas rasa sakit yang kamu tinggalkan.



Ghege ̸̸̸̨̨Ϟ•̸Ϟ•̸ ̐.̷̐͡​