Untuk pemilik rindu dikepalaku.

Dear pemilik rindu di kepalaku…

Bagaimana hatimu hari ini? Masihkah luka berbilur memar membisu di tubuhmu? Atau kau masih menghujat jarak yang bungkam di tiap detik waktu yang berputar?

Rindu itu, Inanumuwu, ialah seorang pejalan kaki yang menelusuri jalan berliku dan bebatuan. Menaiki tanjakan dan terperosok ke dalam jurang. Tertusuk duri, atau mungkin mati.
Tak ada yang mudah memang. Bukan hanya kau yang merindukan pelukan. Isi kepalaku serasa meletup dan meledak. Kadang menggigil kedinginan, kadang terbakar. Bahkan aku sering berperang melawan angin dan hujan yang berkecamuk di ingatan.

Segalanya akan membaik, mungkin. Atau juga tidak. Tapi mengingatmu akan selalu membuat hatiku menghangat. Perjumpaan, adalah perjuangan yang akan memaksa jantungku terus berdetak.
Pemilik rindu di kepalamu,
 Aku-

Balasan Surat keduaku dari Ina karisda putri
Untuk diikutsertakan dalam project PenaKreasiRamadhan dari oleh Oestra KPM

Teruntuk Inanumuwu

Teruntuk Inanumuwu…

Senang rasanya menerima surat pertamamu di #30HariMenulisSuratCinta, walaupun aku sendiri bingung bagaimana harus membalasnya. Karena seperti katamu, kita sama sekali belum pernah bertemu dan saling mengenal, walaupun sering bertukar sapa dan kata melalui “gadget” yang kita punya.
Mungkin, aku tak selalu menatap bintang di kejauhan-seperti yang sesekali kau lakukan. Tapi percayalah, langit dan hujan selalu menyampaikan rindu yang kau pancarkan dari matamu yang berbinar.
Masih banyak waktu untuk saling mengenal, Inanumuwu, menelusuri banyak hal yang disembunyikan, atau berbagi kenangan. Semoga ibu waktu mengerti, ada anak-anak rindu yang berlarian kesana kemari, meminta dipertemukan dengan pemilik hati di antara rentang jarak yang terus berteriak sumbang.
Tak ada yang kupinta. Tetaplah seperti ini, menjadi teman berbagi kata dan rasa. Sesekali pergi, berkali-kali kembali. Biarkan detik demi detik menyimpan semua yang kita bagi lewat nirkata yang beterbangan.
Dan.. Tetaplah menjadi pemilik rindu, di kepalaku.

Dariku,
…waktu yang kau pinta kedatangannya.

Balasan Surat pertamaku dari Ina karisda putri
Untuk diikutsertakan dalam project PenaKreasiRamadhan dari oleh Oestra KPM

Segelas kita

                                 



Mari bayangkan masa depan, lelakiku
kita yang duduk berdua di beranda, saat usia sesenja langit di luar sana
menyesap hangat segelas kopi yang ku buatkan penuh cinta
membiarkan degup damba memenuhi dua tubuh yang telah renta; milik kita

Mari bayangkan masa depan, lelakiku
saat jemarian kita bertaut, berselimut kulit-kulit keriput yang kisut
sambil kita bercerita
duduk menyinta
menunggu senja habis usia

Mari bayangkan segelas kopi dalam genggam kita, lelakiku
mula yang diharap
sesap demi sesap menyesap
hingga ampas menyisa sebagai kenang cerita milik kita, berdua






#Aruna