1bulan pertama,untuk berpuluh tahun kemudian.

Sudah hampir lebih satu jam aku berjalan-jalan tanpa tujuan. Pukul 2 pagi diperempatan simpang jamik dengan suasana yang begitu sepi, membuatku merasa sedikit ngeri. Bayangkan saja, jika dalam keadaan sebegini sunyi, tanpa ada lagi tanda-tanda kehidupan. jika ada sesuatu yang buruk menimpaku, mungkin hanya Tuhan yang tahu.
Tapi bagus juga; esok, namaku terpampang dengan jelas pada halaman awal surat kabar harian Rakyat Bengkulu; "Seorang pemuda berpenampilan semrawut, dengat perawakan labil, dan tengah menderita galau stadium akhir ditemukan Tewas bersimbah air mata disekitaran simpang jamik". Menjadi artis dadakan karena kasus memalukan, tidak buruk juga kan?

Bicara tentang artis. Pasti menyinggung tentang kamu juga, dan akhirnya, aku sendiri yang kelelahan untuk kembali menata hati.
Kamu tau? Sejak kamu titipkan luka, entah kenapa ada beberapa perubahan yang semakin tak kumengerti. Entahlah, hanya aku saja yang menyadari atau tidak, yang jelas; ini sangat membingungkan. Bagaimana tidak, aku semakin tidak mengenali diriku lagi. Aku menjadi pria melankolis, sedikit aneh dan peragu.
Tolong jangan salah paham. Aku tidak bermaksud untuk mengusik rutinitasmu dengan keluh kesahku, atau mengharap sedikit rasa simpatimu, tentu tidak. Aku hanya menceritakan sedikit perubahan-perubahan pada kehidupanku.

Ah,ya. Tentang hidupmu. Kehidupan barumu yang sekarang, tak perlu kucari tau. Sudah bisa ku analisa dan simpulkan secara tepat. Mungkin bukan hanya aku, yang lain, teman-teman, keluarga, saudara, dan semua orang yang mengenalmu pasti tau bahwa kamu tengah dirundung asmara yang bergelora. Perasaan itu pasti tengah membuncah liar diantara kalian. Aku tidak heran jika kamu bisa begitu cepat pulih dari luka setelah kita berpisah. Bahkan aku ragu, kamu sempat merasa terluka saat keputusan itu kau ambil. Bagaimana tidak, belum genap satu bulan keputusan itu tercetus, status di bb mu sudah dipenuhi rona bahagia, tentu saja mengatas namakan dia.
Jangan salah mengerti, aku bukan pria kecil yang akan merengek-rengek meminta kamu putus dengannya. Bahkan, aku selalu mendoakan hubunganmu dan pria itu selalu baik-baik saja mengingat kamu sepertinya sangat bahagia dengannya. Hidupku, mungkin tak begitu penting lagi buatmu. Mungkin, sekarang saat ada yang bertanya padamu tentang aku, kamu pasti hanya mengangkat pundak,geleng kepala, tak perduli.

Tenang saja, meski kamu tak lagi menjadikanku kecintaan, namun kamu tetap menjadi guru pembimbing yang baik. Berkat luka yang kamu tinggalkan, sekarang aku mulai memahami mana yang harus dikejar dan mana yang harus ditinggalkan. Berkat itu, aku juga mulai paham arti rencana Tuhan. Jika yang bertahun-tahun bersama saja bisa dengan sekejap punah, belum tentu yang hitungan bulan gagal terikat setia. Semua serba belum pasti. jika yang telah berusaha saja tetap hanya selalu mencicipi pedasnya, mungkin lebih baik menunggu untuk memetik rasa manisnya.

Cintaku,cintamu,beda(kukutip dari karya menakjubkan sang idola) Dalam persepsiku, cinta hanya dibandrol sepenuh hati, sejati, mungkin juga sampai mati. Menurutmu, mungkin cinta itu seperti ilalang. Telah di pangkas habis, selau bisa tumbuh dengan cepat.
Mungkin, yang membaca akan tersenyum. Atau bahkan tertawa. Dari awalkan sudah kukatakan, pria ini tengah galau stadium akhir. Jadi tolong,,jangan tertawa!!!

Aspalnya masih basah, genangan air hujan tadi sore juga masih banyak dimana-mana. Lebih baik jika aku bergegas pulang, azan subuh sebentar lagi berkumandang.

Dan,,,satu hal lagi,untuk kamu yang sekarang tengah menikmati indahnya jatuh cinta. ''Tolong jaga prasaannya. Cukup aku pria yang mengenal baik burukmu. Biarkan dia hanya mengetahui sisi baik, manis, dan kepolosanmu. biar dia semakin terbius dengan kecantikanmu hingga lupa bahwa kamu juga bercelah. Itu pasti sangat membantu untuk kelangsungan hubungan kalian, dia pasti pria yang sangat ideal hingga kamu dengan sangat iklas mengembalikanku pada kesendirian.''

Sudah sangat larut, itu saja pesanku. Semoga kamu paham #24 mei 2012,Simpang Jamik.



Ghege ̸̸̸̨̨Ϟ•̸Ϟ•̸ ̐.̷̐͡​