Berkali-kali aku meyakinkan hati,meneguhkan fikiran untuk terus
menjalani apa yang telah kita perjuangkan.Menyesakkan memang,mengingat
rintangan dan ujian terus mendera.
Aku menjalani,kamu
meyakini.kita telah seperti satu kesatuan yang mungkin terlalu tangguh
untuk menghadapi segelintir kegetiran dalam paradikma kehidupan.
Seringnya pertengkaran, kegelisahan, kekhawatiran, menjadi pelatih yang
sempurna dalam peningkatan kemampuan kita menjaga keutuhan. Membuat kita
sulit terprovokasi pada isu dan cemburu yang sering kali berkonspirasi
memusuhi bahkan terkadang tanpa segan ingin meracuni keyakinan.
Mungkin
benar,jika aku dan kamu tak lagi bisa digolongkan layaknya anak
ingusan, ABG labil, atau remaja yang manginjak dewasa awal. Kita telah
menuju pintu kedewasaan, itulah faktanya. Aku tumbuh menjadi pria
berperawakan matang dengan sorot keyakinan pada masa depan yang membaik,
Kamu,tumbuh menjadi wanita anggun. Dari sekedar kata cantik luar
biasa,menjadi wanita dewasa anggun yang matang. Inilah kita,,kedewasaan
telah menjadikan kita pribadi yang maju. Maju menantang kegetiran,
melawan gejolak yang ada.
Lagi-lagi aku menuliskan
banyak hal yang bukan lagi menjadi rahasia. jika difikir-fikir,harusnya
aku merasa bosan selalu menuliskan hal yang sama berkali-kali. Mungkin
telah ratusan paragraf,atau mungkin ribuan yang telah ku tumpahkan
dengan bermacam-macam perasaan. Tentu saja,,penyebab semua kegundahan
itu adalah KAMU!!".Sampai kapan kamu bisa tersenyum saat aku mengeluhkan
semua hal,terutama tentang jarak yang membuat aku bergidik ini ??
Harapanku selalu sama,kamu aka tetap begitu hingga keharusan kita
berpisah yang telah digariskan tangan Tuhan.
Kemarin
malam,kamu mengeluhkan tentang seorang pria yang terus-menerus
mengganggumu. Pria itu menginkan kamu dengan terus memaksa, menghamba
pada cintamu yang telah pasti hanya untukku. Entahlah, apa yang ada
didalam otak seorang pria yang telah begitu terobsesi hingga ia lupa
pada hakekat hak azazi. Apakah yang seperti itu masih bisa dianggap
Mencinta? Apakah mencinta selalu serumit itu? Apakah mencinta tidak lagi
mengenal akal sehat? Apakah masih bisa disebut cinta jika didalamnya
ada keegoisan?
Bukan hanya dia yang menginginkanmu seperti itu,
Masih banyak dan semua menjanjikan keindahan. Pada dasarnya mereka
menginginkanmu karena kelebihanmu. apakah masih bisa disebut cinta jika
semua terjadi seperti itu?"
Berkali-kali aku mencoba
menghela nafas, mengingat banyaknya pilihan yang menghampirimu. Harusnya
aku tak perlu menumpuk kekhawatiran seperti ini, namun untuk bersikap
semua seakan baik-baik sajapun aku ragu. Aku dengan segala kekurangan
yang ada,kamu dengan semua kelebihan yang menjaga. Bisakah kamu tetap
meyakini bahwa aku lah yang benar-benar kamu inginkan? Bisakah kamu
meyakinkan bahwa semua ini nyata adanya?
Lagi-lagi mungkin kamu
akan tertawa,melihat gelagat konyolku yang begitu ketakutan kala
memikirkan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Sekarang,hampir 3tahun usia hubungan kita. Kemanakah tujuan semua yang telah kita perjuangkan?
Ghege ̸̸̸̨̨Ϟ•̸Ϟ•̸ ̐