Rindu, cintakah kita?

Untuk pemilik rindu dikepalaku.

Ina,,, maaf.
Sudah hampir lima hari aku tidak membalas surat-suratmu.
ahh, aku bungkam membaca surat mu semalam. Surat itu sungguh berdarah. Maaf,, maaf dan maaf.

Semua bukan karena sengaja, bukan karena aku tak lagi merindukanmu, ina. Hanya, ada banyak pertanyaan yang menggantung dikepala.

Kita hanya belajar untuk saling merindukan,, tapi, adakah hal lain yang lebih khusus dari pada itu?
Bisakah kau jawab? Ah, semoga bisa.

Mungkin terkesan mendesak, tapi ada yang benar-benar membingungkan.
Sudah saling cintakah kita?


Hari ini aku mengingat ketika pertama kali kita saling bertukar sapa, lalu bertukar kata. Ada banyak hal yang tak ku mengerti. Mengapa dan bagaimana berangkaian di kepala, berkelindan seenaknya. Membuat labirin sendiri lalu menyesatkan diri di dalamnya.
Mungkin tak ada yang salah dengan cinta, hanya saja kadang ia datang di saat dan waktu yang tidak tepat. Aku-kamu-kita, ada di tempat yang berbeda. Ada begitu banyak hal yang mesti kita bungkam, dan kita memilih untuk menutup mata.

Semoga ini tidak membuatmu kebingungan.

Salam rindu,,

Balasan Surat ketigaku dari Ina karisda putri
Untuk diikutsertakan dalam project PenaKreasiRamadhan dari oleh Oestra KPM