Surat pertama.


 Teruntuk inanumuwu.
Senang rasanya saat ini kita kembali dipasangkan dalam event penutup tahun kali ini. apa kau juga senang ina? kuharap jawabmu "iya" :D

Ah, ada banyak hal yang belum tuntas diantara kita kemarin bukan? Prihal tanya, tawa, rasa. semua hal yang belum berkesudahan.
Aku ingat sepenggal tarian kalimatmu saat kita masih hangat, dulu.

"Aku rindu, ketika ranah pijakmu mampu lahirkan temu; aku dan kamu, pada lalu. Kala rindu yang retas dari cangkangnya dan membesar selama kita jaga.
Aku rindu, ketika ranah pijakmu mampu nyatakan rengkuh yang semula tak berlengan. Kala hangat meraja, menimang sendu yang semula terjaga."

Ada duka yang terbuat tak sengaja, memperbudak rasa untuk mengagung pada lukanya. kau tau, Inginku segala acuh berjalan saja dengan pongah, memberi abai agar cinta selalu mampu menampakkan mukanya.

***
 Menjalani hari demi hari dengan hadirmu, serupa waktu tak berniat henti sedetikpun — berlalu dengan cepat yang sangat. Seakan temu baru saja menjemputmu, dan berikutnya kamu tertelan jarak yang merentang.
, sebelum jarak memperbudak rindu dengan rinai yang perlahan membasahi pipi. Lagi

Meneguk sisa waktu yang mengental pahit di dasar gelas temu kita. Menyisakan segaris harap yang tak mampu di tebalkan. Dengan akhir segala tanya tentang kapan kita bertemu yang lagi — nanti.
Ina, Temu itu, akankah? atau memang tiada?

 Pelukku, untuk pemilik rindu dikepalaku.


Untuk diikutsertakan dalam project MemoriAkhirTahun dari oleh  KPM