Bukankah kita telah sepakat?








Di perapian ini, tak ada sesiapa pun antara aku dan kau yang ingin menjadi api atau kayu, kita sama menjadi abu.
Sebagaimana pernah sangat dulu kau katakan, bahwa kita tiada pernah mungkin akan padam.
Sebab kita bukan kunang-kunang di kelam malam. 
Dan sampai tadi aku percaya bahwa kita memang bukan kunang-kunang. 
karena ketika itu waktu aku dan kau setuju kita adalah bintang, kita sepakat matahari itu juga bintang, tak peduli siang atau malam aku dan kau tetap benderang.

Lalu, kini, di perapian ini, kenapa kita tiba-tiba tak pernah genap menyusun jemari? hanya sekejap menjadi api, sekedar nyala seujung mati, lalu abu, serupa debu, menjadi bisu.
Aku dan kau terserak jauh disapu angin yang ditunggangi dingin. 
Kita menggigil, demam, meringkuk sendiri. 
Bukankah mestinya kau dan aku tetap bintang? kenapa lalu tiba-tiba perapian?