Karena Tuhan Maha Bercanda.








Bubur tak memiliki pola, begitu pun aku dan 
keakuanku. 
Sedang buyar, atau memang sudah dan terus 
seperti? Entah. 
Bubur tak memiliki kerasnya. 
Tapi bagaimana bisa bergemeretak kunyah 
sampai se-dada-dada? 
Padahal cuma ayam, dan beberapa hati yang 

diiris dan ditabur di atasnya. 
Ia begitu sempurna. 

Kenapa bubur yang menjadi lakon drama? 
Karena Tuhan Maha Bercanda, asal kau tahu saja. 

Memberi manusianya pikir untuk mencipta, 
sejenis rasa yang memiliki nikmat kala bentuknya tak lagi rupa. 

Seperti cinta? 
Terserah, itu pikirmu saja, aku tak memiliki 
larang untuk kau menyambungkannya.