Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Perempuan digaris takdir yang memiliki rasa takut pada gigil dan badai petir
Warna emas langit barat ketika sore mulai bergulir
Atau perkara paling rumit yang tak bisa begitu saja diurai
lengkap dengan pikiran-pikiran sederhana dan isi kepala yang kadang selalu dipenuhi tanya
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Pemilik dua tanggal istimewa di sebuah bulan yang berlangit basah
lahir dan diberikan hari terbaik yang disebut ibu bagi anak-anak puisi
Pemilik kantuk diwaktu yang sama meski sesekali harus tidur di jam berbeda
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Pembuat suara gemerisik air, beradu pagi dengan mesin cuci
terbangun lebih awal sebab mengemban tugas menyiapkan banyak hal
pelantun doa merdu sebagai cara meringankan berat beban
tak seberapa suka puisi meski lelakinya menulis berkali-kali
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Tubuh mungil sebagai penggenap ragaku yang ganjil
tempat pulang juga sarang bagi segala bentuk kecemasan
lembar paling bersih dimana aku bisa membaca berita-berita baik
ranting kukuh dan segar tempat daun-daunku memilih tinggal
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Pencipta rindu sepanjang hari, di selusin bulan, disetiap angka arlojiku yang tak memiliki jarum detik
mahir berdandan apa adanya dan tak menyukai gemerlap lampu-lampu pesta
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Pelukis senyum termanis, lengkap denga semua sihir disepasang bibir tipis
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Tempatku selalu datang hingga lupa pulang
Surga lain yang kusebut itu adalah kau;
Seseorang yang selalu ku-usahakan kebahagiaanya.